Kamis, 11 Juni 2009

BENIH LOBSTER AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Lobster yang dikenal selama ini oleh masyarakat adalah lobster yang berasal dari tangkapan di laut dan belum bisa dibudidayakan, namun selain lobster air laut sebenarnya terdapat banyak jenis lobster air tawar yang juga memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang hampir sama dengan lobster air laut. Kelebihan lobster air tawar adalah sudah bisa dibudidayakan dan teknik pembudidayaannya lebih mudah dibandingkan dengan teknik pembudidayaan sesama udang air tawar.
Lobster air tawar sebenarnya sudah lama dibudidayakan di habitat aslinya, Quesland, Australia dan perairan Amerika Serikat. Di Indonesia budidaya lobster air tawar baru mulai dirintis pada tahun 1991.
Selain dari sisi budidaya yang sederhana, berkembangnya usaha lobster sebenarnya tidak lepas dari tingginya permintaan pasar, terutama pasar ekspor. Sampai saat ini memang belum ada data yang pasti mengenai permintaan lobster air tawar oleh beberapa negara. Namun ada beberapa negara yang telah meminta lobster air tawar, baik dalam keadaan hidup maupun beku untuk diekspor. Permintaannya pun cukup beragam, mulai dari puluhan hingga ratusan kilogram per bulan.
Tidak hanya pasar ekspor yang mendominasi pemasaran lobster air tawar. Saat ini, pasar lobster dalam negeri juga marak di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bali dan Yogyakarta. Namun demikian, pemasarannya masih terbatas di restoran dan hotel-hotel berbintang, umumnya lobster dijadikan sebagai salah satu menu istimewa dengan harga yang sangat tinggi.
Selain sebagai udang konsumsi ternyata lobster dapat dijadikan udang hias. Lobster dapat dinikmati keindahan bentuk dan warna tubuhnya. Kelebihan lain lobster air tawar jika dijadikan sebagai udang hias adalah kemudahan dalam pengembangbiakannya, yaitu cukup dilakukan dalam akuarium atau di dalam kolam. Dengan demikian penggemar lobster dapat menikmati proses daur hidup lobster mulai dari perjodohan, perkawinan, penetasan telur, hingga pergantian kulit (moulting).

KARAKTERISTIK LOBSTER

1. Habitat dan Penyebaran
Pada dasarnya lobster air tawar terdiri dari tiga keluarga besar, yaitu Astacidae, Cambaridae, dan Parastacidae. Secara alami, keluarga lobster air tawar tersebut menyebar hampir di semua benua kecil Afrika dan Antartika, meskipun di kedua benua tersebut pernah ditemukan fosilnya. Keluarga Astacidae banyak ditemukan di perairan bagian barat Rocky Mountains di barat laut Amerika Serikat sampai Colombia, Canada dan juga Eropa. Keluarga Cambaridae banyak ditemukan di bagian timur Amerika Serikat (80 % dari jumlah spesies) dan bagian selatan Meksiko. Sementara keluarga Parastacidae ditemukan banyak hidup di perairan Australia, Selandia Baru, Amerika Selatan, dan Madagaskar.
Di Indonesia terutama di perairan Jayawijaya, Papua, juga hidup beberapa spesies dari keluarga Parastacidae, diantaranya Cherax monticola, Cherax lorentzi, dan Cherax lokembutu.

2. Morfologi
Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan yang terdiri dari kepala dan dada yang disebut chepalothorax. Sementara bagian belakang terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen
Kepala ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala (carapace). Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum atau cucuk kepala, bentuknya meruncing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri atas enam bagian ruas, pada ruas pertama terdapat sepasang mata yang bertangkai dan bisa digerak-gerakan. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sepasang sungut kecil (antenula) dan sungut besar (antena). Untuk ruas keempat, kelima dan keenam terdapat rahang (mandibula), maxilla I, dan maxilla II, ketiga bagian ini berfungsi sebagai alat makan. Di bagian kepala terdapat lima pasang kaki (periopod). Kaki pertama, kedua dan ketiga mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi capit (chela). Capit pertama berfungsi sebagai senjata untuk menghadapi lawan, kadang kala dipakai untuk menangkap mangsa yang bergerak lebih cepat. Capit kedua dan ketiga digunakan sebagai alat yang berfungsi seperti tangan, yaitu menyuapi mulut ketika makan. Sementara dua pasang kaki lainnya digunakan sebagai alat untuk bergerak atau sebagai kaki jalan (walking legs).
Di bagian abdomen terdapat empat pasang kaki renang yang terletak di masing-masing ruas. Kaki-kaki tersebut berfungsi sebagai kaki renang (swimming legs). Sementara bagian ekor terdiri dari dua bagian, yaitu ekor kipas (uropoda) dan ujung ekor (telson).

3. Makanan
Di habitat asalnya, lobster air tawar merupakan pemakan segala (omnivora), bahan-bahan hewani dan nabati sangat disukainya. Lobster memakan bahan hewani seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah, dan plankton. Sementara bahan nabati yang sering dimakan oleh lobster adalah tanaman air seperti lumut dan akar selada air. Selain pakan alami segar, ternyata lobster air tawar juga menyukai pakan buatan, terutama pelet. Kebutuhan pakan lobster sebenarnya hanya sedikit, yaitu berkisar 2 – 3 gram per ekor lobster dewasa per hari. Kebutuhan pakan tersebut selain digunakan untuk pertumbuhan, juga untuk perkembangbiakan.

4. Sistem Reproduksi
Dalam proses perkembangbiakannya, induk betina menyiapkan telurnya untuk dibuahi oleh induk jantan. Kematangan telur betina dapat dilihat dari perkembangan ovariumnya yang berada di bagian punggung. Sementara induk jantan menyiapkan kematangan sperma yang ditentukan oleh perkembangan alat kelamin (petasma), petasma mengandung spermatophora.
Setelah matang gonad, induk jantan akan melakukan perkawinan dengan induk betina, dalam beberapa waktu, telur akan dibuahi oleh sperma. Pembuahan yang terjadi pada lobster adalah pembuahan internal, yaitu sperma membuahi sel telur di dalam tubuh induk betina. Telur yang telah dibuahi akan muncul dan melekat di bagian bawah badan induk betina hingga menetas. Telur-telur tersebut berbentuk oval mendekati bulat. Warna telur sejak dibuahi hingga siap menetas secara berturut-turut berwarna kuning, orange, dan timbul bintik-bintik hitam.

PEMBENIHAN

Sebelum melakukan pembenihan, pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara yang paling mudah adalah dengan melihat langsung ciri-ciri yang terdapat pada lobster tersebut.
Pada lobster jantan bentuk capitnya lebih besar dari lobster betina dan terdapat tanda merah pada sisi bagian luar capit. Jika dilihat kebagian bawah abdomen terdapat tonjolan kecil pada pangkal kaki jalan pertama dari belakang.
Pada lobster betina bentuk capitnya lebih kecil dari lobster jantan, tidak terdapat tanda merah pada ujung capit. Jika dilihat ke bagian bawah abdomen terdapat lingkaran kecil pada pangkal kaki jalan ketiga dari belakang.
Lobster mulai matang gonad pada umur 6 – 7 bulan. Pilih indukan yang berukuran diatas 10 cm atau berumur diatas 6 bulan. Perbedaan ukuran antara lobster jantan dan betina diharapkan jangan terlalu jauh karena menyebabkan lobster sulit kawin. Setelah itu induk jantan dan betina ditempatkan dalam satu media kolam atau akuarium, dengan akuarium berukuran p x l x t = 1 m x 0,5 m x 0,25 m bisa dimasukkan sekitar 8 lobster, 3 lobster jantan dan 5 lobster betina, jangan lupa memberikan delapan buah pipa berdiameter 2 inci pada saat melakukan pembenihan. Dua minggu setelah lobster jantan dan betina digabungkan biasanya sudah ada yang bertelur. Induk betina yang sedang bertelur akan mengerami telurnya selama kurang lebih 5 minggu.

MEMELIHARA BENIH

Setelah anak lobster terlepas dari induknya sebaiknya diberikan pakan alami seperti cacing sutra karena proteinnya tinggi sehingga bisa memacu pertumbuhannya dengan baik, namun kebanyakan para pembudidaya tidak mau repot, mereka menggunakan pelet berukuran nomor 1 atau 2 hal tersebut masih diperbolehkan selama pembudidaya bisa menjaga kualitas airnya. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya 3 % dari berat badannya. Pada pagi hari pakan yang diberikan sebanyak 25 % dan sore hari sebanyak 75 %. Jika pelet berlebih dan tidak dimakan, kurangi jumlahnya pada hari berikutnya.

PANEN BENIH

Setelah berukuran 2 inci (5 cm) atau berumur dua bulan sejak lepas dari induknya, anakan bisa dipanen dan dijual sebagai bahan untuk pembesaran. Penangkapan benih lobster sebaiknya dilakukan dengan cara menguras habis airnya karena menangkap lobster pada saat air kolam masih penuh sangat sulit. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam hari karena suhu masih rendah sehingga benih tidak lemas karena kepanasan.


DAFTAR PUSTAKA

Hondo R, Wiyanto dan Rudi Hartono. 2005. Lobster Air Tawar Pembenihan dan
Pembesaran. Cetakan Ketiga. Penebar Swadaya. Jakarta.
Karjono dan Adijaya, Dian. 2003. Lobster Akuarium 10 Bulan Kembali Modal.
Trubus. Jakarta.
Suyanto S., Rachmatun dan Ahmad Mudjiman. 1982. Budidaya Udang Windu.
Penebar Swadaya. Jakarta.


Artikel ini untuk dipublikasikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar